Bolehkah Pasien TUBERKULOSIS Yang Sedang Pengobatan Ikut Berpuasa?


TUBERKULOSIS (TB) menjadi salah satu penyakit yang cukup banyak diidap oleh masyarakat Indonesia. Menurut WHO Global tuberkulosis Report 2018 memperkirakan insiden tuberkulosis di Indonesia mencapai 842.000 kasus dengan 442.172 kasus tuberkulosis teridentifikasi dan 399.828 kasus tidak teridentifikasi.

Sebagaimana diketahui, pasien tuberkulosis harus melalui proses pengobatan yang cukup lama. Obat harus diminum setiap hari selama kurang lebih enam bulan dan membutuhkan tingkat kepatuhan yang sangat tinggi. Maksudnya adalah obat harus diminum setiap hari pada jam yang sama.

Lantas bagaimana jika seorang pasien tuberkulosis yang sedang melakukan pengobatan ingin berpuasa? Menjawab hal ini Dokter Spesialis Paru dan Pakar TB dan MDR-TB, dr. dr. Erlina Burhan , MSc, Sp.P(K) mencoba menjelaskan hal tersebut.

Menurutnya pasien tuberkulosis yang sedang dalam pengobatan bisa saja berpuasa, dengan syarat mereka mampu. Pasalnya ada beberapa karakter pasien tuberkulosis yang resisten obat memiliki beberapa efek sampung seperti muntah-muntah dan lemas. Jika gejala tersebut sudah mulai timbul maka sebaiknya tidak dilanjutkan.

“Yang penting obat tersebut diminum tiap hari sesuai dengan ketentuan, tapi syaratnya mereka mampu, karena ada pasien-pasien yang resistan obat ini efek sampingnya muntah-muntah, sehingga mereka jadi lemes, tidak semangat nah kalau penderita dalam kondisi tersebut ya jangan lah,” terang dr. Erlina, dalam acara Johnson&Johnson, beberapa waktu lalu.

Meski demikian, gejala seperti itu tidak selalu dialami oleh para pasien tuberkulosis. Banyak dari mereka yang sudah stabil dan tidak menimbulkan gejala apapun, sehingga mereka bisa melakukan ibadah puasa dengan baik dan lancar.

“Tapi ada pula pasien-pasien yang udah enak, udah stabil silahkan berpuasa, jangan sampai puasa ini menghalangi minum obat,” lanjutnya.

Berbicara tentang ketatnya peratura minum obat bagi pasien tuberkulosis, dr. Erlina menjelaskan jika seorang pasien telat beberapa jam saat minum obat, maka hal tersebut tidak masalah. Hanya saja jangan sampai keterlambatan minum obat berlangsung hingga berhari-hari. Jadi ada baiknya minum obat secara efektif agar dapat membunuh kuman hingga tuntas.

“Kalau perbedaan waktunya hanya beberapa jam tidak masalah, yang masalah jika pindahnya ada waktu kosong satu sampai dua hari. Yang selalu saya katakan adalah kalau obat itu tidak membunuh kuman, maka kumannya akan menjadi lebih kuat. Jadi kalau mau ngasih obat jadi pastikanlah obatnya membunuh kuman hingga tuntas,”

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel