Proses Pembangunan Pendidikan Indonesia Dari Desa Kecil
Friday, August 16, 2019
Edit
Yuk ketahui bagaimana proses pembangunan pendidikan di Indonesia dari desa kecil yang terus manu dan berkembang. Daerah perbatasan sejatinya menjadi garda terdepan negara Indonesia.
Hal ini dituangkan dalam 9 program Nawacita Presiden Jokowi poin ketiga
"membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan". Poin tersebut menjadi janji
pemerintah untuk membangun daerah perbatasan yang holistik.
Pembenahan
daerah perbatasan penting untuk dilakukan bukan hanya pemerataan
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar wilayah, namun
lebih kepada menumbuhkan rasa nasionalisme bagi warga Indonesia yang
tinggal di wilayah perbatasan.
Dari berbagai isu yang muncul di
perbatasan, isu pendidikan menjadi konsen utama dan menjadi proritas.
Kondisi pendidikan di perbatasan masih memprihatinkan. Hal tersebut
diperkuat juga oleh riset yang pernah dilakukan oleh PKP2A III LAN
Samarinda pada tahun 2015 dalam kajian manajemen perbatasan di
Kalimantan.
Hasil riset tersebut menyatakan bahwa isu pendidikan
di perbatasan perlu diangkat menjadi isu prioritas dalam kajian
perbatasan. Pembangunan pendidikan di perbatasan menjadi tantangan
tersendiri oleh pemerintah. Terbatasnya jangkauan siswa dari
rumah ke sekolah, minimnya fasilitas, jumlah guru, penerapan kurikulum
dan Ujian Nasional menjadi kendala utama dalam proses pengembangan
Kegiatan belajar mengajar (KBM).
Pendidikan sejatinya harus dapat
dinikmati oleh semua anak-anak yang terlahir di Indonesia sebagaimana
tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Pasal
5 (lima) ayat 3 (tiga ) terkait hak dan kewajiban warga negara, orang
tua, masyarakat, dan pemerintah yang berbunyi " warga negara di daerah
terpencil atau terbelakang berhak memperoleh pendidikan layanan khusus".
Bunyi pasal tersebut mengamini bahwa semua warga negara
Indonesia mempunyai hak untuk mengenyam pendidikan . Pemerintah dalam
hal ini pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi dalam proses
penyelenggaraan pendidikan yang layak, dapat diaplikasikan untuk warga
di wilayah perbatasan. Urgensitas pembangunan pendidikan di
wilayah perbatasan juga menjadi arah kebijakan pembangunan nasional
2015-2019 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Dalam Renstra
Kemendikbud tahun 2015 disebutkan bahwa pemerintah fokus untuk
mengembangkan dan memeratakan pembangunan pendidikan dan kebudayaan di
daerah khusnya di daerah tertinggal dan kawasan perbatasan . Hal
tersebut memperkuat fokus arah kebijakan negara di bidang pendidikan.
Lalu bagaimana percepatan penyelesaian isu-isu perbatasan terutama
pendidikan dapat dilakukan?
Pembaharuan sistem pendidikan di
perbatasan mutlak dilakukan agar program pendidikan tidak berjalan di
tempat. Pemerintah dapat mengembangkan model pendidikan yang cocok
dengan kultur, budaya, dan kondisi yang ada di wilayah perbatasan. Dirilis
dari hasil kajian manajemen perbatasan PKP2A tahun 2015, pemerintah
dapat mengembangkan model inovasi di daerah perbatasan dengan cara :
1. Model sekolah tapal batas.
Model
sekolah tapal batas ini diperuntukan untuk anak-anak TKI yang tinggal
di kamp perusahaan Malaysia. Basis kurikulum sekolah tapal batas berbeda
dengan sekolah-sekolah pada umumnya, anak-anak di sana diajarkan materi
membaca, menulis dan menghitung (calistung) dan agama, sehingga
anak-anak mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
Sekolah tapal
batas ini merupakan inovasi karena sesuai dengan teori Everett M.Rogers
(2004) bahwa inovasi adalah ide, gagasan yang baru dan dapat diadopsi.
2. Sekolah Filial
Dari
namanya mungkin masih terdengar kurang familiar karena memang model
sekolah ini hanya ada di wilayah yang letak geografisnya sulit untuk
diakses. Sekolah filial adalah kelas jauh yang pada awalnya
diperuntukan untuk siswa-siswa yang sulit menjangkau sekolah yang resmi
bentukan pemerintah. Sekolah filial sangat membantu pendidikan di daerah-daerah terpencil yang tidak dapat dijangkau oleh infrastuktur.
Meski
keberadaan sekolah filial masih menjadi perdebatan karena masih belum
ada payung hukumnya namun, hal tersebut dapat dimaklumi karena kondisi
geografis yang sulit dijangkau sehingga pengurus sekolah filial hanya
menginduk kepada sekolah resmi terdekat. Selain letaknya yang sulit diakses, baiknya pemerintah juga memperhatikan regulasi untuk sekolah filial.
Peraturan
yang jelas dibutuhkan sebagai standar operasional sekolah filial untuk
melakukan proses perizinan. Keberadaan sekolah filial ini penting adanya
untuk anak-anak melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Jangan sampai karena status sekolah filial ini belum jelas, proses belajar anak-anak menjadi terbengkalai.
3. Sarjana mengajar
Inovasi
yang dilakukan oleh PKP2A juga menyebutkan bahwa program sarjana
mengajar dapat menjadi salah satu solusi mengatasi kurangnya tenaga guru
di wilayah perbatasan. Guru-guru yang diterjunkan langsung untuk
mengajar di daerah pedalaman membantu menginspirasi masyarakat lokal
untuk menyam pendidikan lebih baik.
Pembangunan pendidikan adalah
pembangunan dasar yang perlu diperhatikan oleh pemerintah guna
meningkatnya kapasitas dan kemajuan sumber daya manusia di wilayah
perbatasan dan daerah terpencil.
Sekian dulu deh artikel dalam proses pembangunan pendidikan di Indonesia dari desa kecil yang terus manu dan berkembang. Semoga di Indonesia pendidikan terus maju dan berkembang dan bermanfaat buat generasi ke generasi.